IKN-Kota Ternate – Badan Koordinasi (BADKO) HMI Provinsi Maluku Utara kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak kader intelektual, spiritual dan sosial yang unggul. Melalui Latihan Kader (LK) III Tingkat Nasional Tahun 2025, BADKO HMI Maluku Utara mengangkat tema besar “Krisis Politik Global, Eksistensi Demokrasi dan Kedaulatan Negara”.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi BADKO HMI Maluku Utara dalam merespons perubahan besar yang tengah mengguncang tatanan dunia. Era globalisasi yang awalnya digadang-gadang membawa kemudahan akses informasi dan kemajuan teknologi, kini justru menghadirkan turbulensi geopolitik, krisis kepercayaan dan ketidakpastian global.
Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak terlepas dari arus tarik menarik kepentingan global. Dinamika politik internasional telah membentuk realitas baru yang berpengaruh langsung terhadap situasi politik dan ekonomi dalam negeri. Dalam konteks inilah, BADKO HMI Maluku Utara memandang penting untuk membangun kesadaran kritis kader dalam memahami arah perubahan global dan dampaknya terhadap eksistensi demokrasi serta kedaulatan negara.
Menurut berbagai pengamat, krisis politik global bukan hanya berwujud konflik bersenjata seperti di Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan, memanasnya antara AS-Venezuela, perang Rusia–Ukraina dan Israel-Palestina. Tantangan yang lebih halus tetapi tidak kalah berbahaya muncul dalam bentuk perang dagang, politik identitas, kemerosotan ekonomi dan perebutan hegemoni teknologi.
Bahkan, sebagaimana dikemukakan oleh Nugroho (2025), perubahan iklim, krisis energi dan disrupsi teknologi turut menciptakan tantangan multidimensi yang menguji kemampuan negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan nasional.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana globalisasi tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga mengikis batas-batas otoritas nasional. Indonesia kini berada di persimpangan sejarah, antara membuka diri terhadap dunia dan menjaga ketahanan politik serta ekonomi nasional.
Ketua Panitia LK III Tingkat Nasional BADKO HMI Maluku Utara Tahun 2025, Alfian M Hamzah menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar agenda rutin perkaderan, melainkan bentuk penguatan kapasitas intelektual dan ideologis kader HMI di tengah tantangan global yang semakin kompleks. “Kader HMI harus mampu menganalisis secara komprehensif bagaimana negara-negara berkembang seperti Indonesia dapat mengimbangi kepentingan global dengan tetap mempertahankan kedaulatan nasional, tanpa mengabaikan kepentingan rakyat”, ujar Alfian.
Ia menambahkan, berbagai praktik oligarki dan intervensi asing yang terjadi, terutama di sektor sumber daya alam seperti pertambangan di wilayah Maluku Utara, mencerminkan bagaimana kekuasaan ekonomi dapat menggerus kedaulatan negara dan menimbulkan krisis kepercayaan publik. “Konteks krisis ini menunjukkan adanya praktik oligarki yang merusak sendi-sendi demokrasi dan melemahkan kedaulatan negara. Negara kita harus berani berdiri tegak dengan prinsip keadilan dan keberpihakan kepada rakyat”, tegasnya.
Sejak berdirinya, HMI dikenal sebagai organisasi yang melahirkan kader-kader bangsa dengan pemikiran visioner. Lahir dari semangat keislaman dan keindonesiaan, HMI berkomitmen mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT. “HMI telah melalui perjalanan panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ia tumbuh dan bertransformasi bersama perjalanan intelektual anak muda yang memiliki kepekaan terhadap isu-isu strategis nasional”, ujar Alfian menambahkan.
Melalui proses perkaderan yang terstruktur, HMI berupaya mencetak kader dengan kemampuan intelektual, spiritual dan sosial. Tiga aspek tersebut menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi Muslim intelektual yang berperan aktif dalam perubahan sosial dan pembangunan bangsa. “Melalui LK III ini, kami ingin menegaskan kembali posisi HMI sebagai laboratorium kader yang melahirkan pemimpin pergerakan. Mereka tidak hanya berpikir idealis, tetapi juga memiliki strategi untuk membangun masyarakat yang berdaulat dan bermartabat”, lanjut Alfian.
Latihan Kader (LK) III merupakan jenjang tertinggi dalam sistem perkaderan HMI. Pelatihan ini menjadi wadah bagi kader terbaik dari berbagai cabang dan daerah di Indonesia untuk memperdalam kemampuan analisis, kepemimpinan, dan keislaman. Menurut Alfian, peserta Advance Training (LK III) adalah anggota HMI yang telah memenuhi seluruh persyaratan, baik administratif maupun substantif, serta mendapat rekomendasi dari pengurus BADKO atau PB HMI. “Peserta LK III Tingkat Nasional ini adalah kader-kader pilihan yang telah melalui proses panjang di tingkat dasar dan menengah. Mereka akan ditempa menjadi pemimpin pergerakan yang mampu membaca zaman”, jelasnya.
“Kegiatan ini juga diharapkan menjadi wadah pertukaran gagasan lintas cabang dan atau daerah HMI se-Indonesia, sehingga melahirkan jejaring intelektual yang solid dan berorientasi pada perubahan sosial. Pengkaderan ini kami desain untuk mencetak kader transformatif, yang tidak hanya tangguh secara intelektual tetapi juga matang dalam spiritualitas dan sosialitas”, imbuh Alfian.
Melalui tema besar tahun ini, BADKO HMI Maluku Utara menegaskan bahwa penguatan kapasitas kader adalah kunci kemandirian bangsa. Krisis politik global tidak boleh melemahkan semangat nasionalisme dan keislaman kader HMI. Sebaliknya, kondisi ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat daya juang dan daya pikir kader dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kita ingin kader HMI menjadi subjek perubahan, bukan objek dari arus globalisasi. Mereka harus mampu berdiri tegak, berpikir kritis, dan bertindak untuk kepentingan bangsa”, pungkas Alfian. Ia juga menambahkan bahwa informasi lebih lanjut mengenai jadwal pendaftaran dan pelaksanaan kegiatan akan diumumkan secara resmi melalui surat edaran dan kanal komunikasi panitia agar peserta dari seluruh Indonesia mendapatkan informasi yang jelas dan terpercaya. Maka dengan semangat kebersamaan dan idealisme yang tinggi, BADKO HMI Maluku Utara berharap LK III Tingkat Nasional Tahun 2025 dapat melahirkan kader yang memiliki visi kebangsaan kuat, kepekaan sosial yang tinggi, dan komitmen untuk menjaga eksistensi demokrasi serta kedaulatan negara di tengah krisis global yang tak menentu. (LJR)

0Komentar