Karena banyak desa hanya bisa dijangkau melalui jalur air, sebagian bantuan berupa makanan pokok, air mineral, minyak goreng, mie instan, pakaian, perlengkapan bayi dan mainan edukasi untuk anak-anak diangkut menggunakan speedboat melintasi danau menuju kawasan seperti Malalo dan Saning Bakar. Di sisi lain, warga di Nagari Parit Panjang Matur hanya menerima bantuan sampai di Kampung Pisang, sebelum dijemput langsung oleh Wali Nagari dan Sekretaris Nagari setempat. Selanjutnya, bantuan dilanjutkan melalui sepeda motor ke titik-titik pemukiman banyak di antaranya hanya bisa diakses lewat jalur terjal.
Aksi ini bukan sekadar distribusi barang. Menurut Hendardi, “kami ingin memastikan bahwa bantuan sampai ke tangan mereka yang benar-benar membutuhkan terutama ibu hamil, anak-anak dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal”. Mainan edukasi dan paket kebutuhan bayi disiapkan khusus agar anak-anak yang traumatis akibat banjir bisa mendapat “pelipur lara” sedikit hiburan dan rasa aman di tengah duka.
Bagi banyak warga, kehadiran PLN di masa sulit ini memberikan asa. Seorang warga yang enggan disebut namanya berkata, “kami sempat putus harapan tidak bisa kemana-mana. Tetapi PLN datang, membawa bantuan ,seperti tangan yang tak terlihat, mengangkat kami dari lumpur”.
Sahabat kemanusiaan seperti ini, menurut Hendardi, akan terus dikawal. PLN berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat setempat untuk memetakan kebutuhan mendesak, agar distribusi berikutnya tetes demi tetes bisa tersalurkan merata, hingga ke titik paling terpencil sekalipun tutup Hendardi. (AT)

0Komentar