GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
ISMEI Wilayah XI: Masa Depan dan Pertumbuhan Ekonomi Maluku Menuju Indonesia Emas 2045

ISMEI Wilayah XI: Masa Depan dan Pertumbuhan Ekonomi Maluku Menuju Indonesia Emas 2045

×

IKN-Ambon – Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) Wilayah Xl (Maluku - Papua) Periode 2025-2027, menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk "Maluku Economic Talks" dengan mengangkat tema yang paling krusial yaitu "Menakar Arah Pembangunan Ekonomi Maluku : Antara Data, Realita, Harapan Masyarakat dan Masa Depan Daerah", bertempat di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura Ambon, Provinsi Maluku.

Kegiatan ini diharapkan menjadi sumbu kebangkitan ekonomi daerah, tempat di mana gagasan bertemu dengan aksi dan semangat muda berpadu dengan kebijakan untuk masa depan Maluku yang lebih baik. Kata Sekretaris Wilayah XI (Ahmad Fadli) dalam sambutannya. Kegiatan ini merupakan komitmen dan tanggung jawab ISMEI Wilayah XI dalam menjaga stabilitas dan dinamika pertumbuhan ekonomi yang ada di wilayah Indonesia Timur.

Kegiatan dirangkai dengan diskusi panel yang melibatkan anggota DPRD Komisi III Provinsi Maluku, Halimun Saulatu, S.E., M.Si, Kepala Bappeda Provinsi Maluku Dr. Anton A. Lailossa, S.T, M.Si, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian Kota Ambon Dr. Ronald H. Lekransy, ST., M.Si, Akademisi FEB Unpatti Dr. Izaach Tonny Matitapputy, SE., M.Si, dan Mahasiswa Ekonomi yang sama-sama memiliki kekhawatiran terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi Maluku.

Zainal. A. Siauta selaku Kabiro SDA dan Mineral ISMEI Wlayah XI menyampaikan bahwa untuk melihat pola pertumbuhan ekonomi Maluku sekarang, antara data, realita dan harapan masyarakat merupakan indikator yang berbanding terbalik, pemerintah seharusnya memfokuskan pertumbuhan ekonomi maluku yang sustainable development dengan mengandalkan hilirisasi pangan lokal sebagai market baru yang dapat bersaing di brand nasional, walaupun sudah ada dan masih masif, ini merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen untuk mendorong hal ini secara bersama-sama.

Selain itu ia berpendapat bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif kita seharusnya membenahi sistem pendidikan agar menghasilkan SDM" unggul untuk menjemput bonus demografi dan Indonesia Emas 2045. 

Memang untuk mencapai impian ini sangatlah sulit karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku masih sangatlah minim dan sistem dana alokasi umum dari pusat ke daerah masih mengandalkan luas wilayah daratan sedangkan wilayah Maluku merupakan wilayah kepulauan sehingga hal inilah yang menjadi tantangan kita hari ini. 

Hasil diskusi ini akan ditindak lanjuti dengan kajian-kajian mendalam dan menjadi sebuah rekomendasi yang nantinya akan diserahkan ke pemerintah untuk di tidak lanjuti. (LJR)

0Komentar