IKN-Mandailing Natal – Sejarah baru tercipta di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal. Untuk pertama kalinya, seorang perempuan terpilih menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (HMPS IAT). Ia adalah Ainun Nur Saskia, sosok mudi yang dikenal berintegritas, cerdas dan memiliki visi progresif terhadap penguatan tradisi ilmiah berbasis nilai-nilai Al Quran.
Pemilihan HMPS IAT ke-V yang digelar pada kamis (30/10/25) di Gedung Terpadu Ruang 2.6 STAIN Madina berlangsung secara demokratis, dinamis dan penuh semangat intelektual. Proses pemilihan ini disaksikan langsung oleh Sekretaris Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT), Nugraha Andri Afriza, M.Ag, yang menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan mahasiswa yang berkarakter ilmiah dan berkepribadian qur’ani.
Terpilihnya Ainun Nur Saskia menjadi tonggak penting bagi dinamika kepemimpinan mahasiswa di STAIN Madina. Di tengah arus modernisasi pendidikan Islam, kehadiran perempuan dalam posisi strategis menjadi simbol kesetaraan dan kematangan intelektual di lingkungan akademik.
Dalam pernyataannya usai terpilih, Ainun menyampaikan visi kepemimpinan yang menekankan penguatan literasi tafsir kontemporer, integrasi keilmuan Islam-modern dan pemberdayaan mahasiswa berbasis riset dan publikasi ilmiah. “Kepemimpinan bukan tentang gender, tetapi tentang tanggung jawab moral dan keberanian intelektual untuk memajukan peradaban ilmu. HMPS IAT harus menjadi ruang dialektika, inovasi dan dakwah ilmiah yang membumi”, ujar Ainun dengan nada tegas namun reflektif.
HMPS IAT STAIN Madina selama ini dikenal sebagai wadah kaderisasi ilmiah yang mengintegrasikan antara kajian Al Quran klasik dan tantangan sosial kontemporer. Dalam konteks itu, Ainun menilai bahwa kepemimpinan mahasiswa harus bergerak dari sekadar aktivitas organisasi menuju gerakan intelektual yang sistemik dan berdampak.
Ia menekankan pentingnya reorientasi program kerja HMPS yang tidak hanya berfokus pada kegiatan seremonial, tetapi juga pada penguatan kapasitas akademik mahasiswa, seperti penulisan karya ilmiah tafsir tematik, diskusi interdisipliner antara tafsir, sosial dan sains serta kolaborasi riset dengan lembaga akademik eksternal. “Mahasiswa IAT harus menjadi penafsir zaman bukan hanya menghafal ayat saja, tetapi membaca realitas sosial dengan lensa Qur’ani yang kontekstual”, tambah Ainun.
Sekretaris Prodi IAT, Nugraha Andri Afriza, M.Ag, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Ainun sebagai ketua baru. Ia menilai bahwa kehadiran kepemimpinan perempuan di HMPS IAT menjadi bukti kemajuan cara berpikir mahasiswa dalam menilai kualitas dan kapasitas, bukan semata berdasarkan stereotip gender. “Terpilihnya Ainun Nur Saskia menunjukkan kematangan berpikir mahasiswa IAT. Ini bukan sekadar simbol keterwakilan, tetapi bukti bahwa kualitas intelektual dan integritas adalah ukuran utama dalam kepemimpinan akademik”, tutur Nugraha.
Ia menambahkan, HMPS IAT diharapkan menjadi pelopor gerakan mahasiswa yang berorientasi pada kajian Al-Qur’an berbasis riset dan pengabdian masyarakat. “Gerakan tafsir tidak boleh berhenti di ruang kelas. Ia harus menembus kehidupan sosial, menjawab tantangan moral, dan membangun kesadaran Qur’ani di tengah masyarakat modern”, ujarnya.
Dalam pidato penutupnya, Ainun Nur Saskia menegaskan bahwa masa depan HMPS IAT harus dibangun di atas tiga fondasi utama, yakni integritas ilmiah, etika kepemimpinan, dan keberlanjutan peradaban qur’ani.
Ia berkomitmen menjadikan HMPS IAT sebagai laboratorium ide, pusat literasi tafsir digital dan ruang kolaborasi kreatif mahasiswa tafsir di Mandailing Natal, Sumatera Utara. “Kita ingin menjadikan tafsir bukan sekadar disiplin ilmu, tetapi sebagai gerakan kebudayaan dan pencerahan sosial. Inilah saatnya mahasiswa IAT berbicara dengan karya, berkiprah dengan ilmu, dan berkontribusi bagi umat”, tegas Ainun dalam pernyataan visionernya.
Terpilihnya Ainun Nur Saskia sebagai Ketua HMPS IAT STAIN Mandailing Natal periode 2025–2026 menandai babak baru kepemimpinan akademik yang inklusif, reflektif dan berorientasi masa depan. Kepemimpinannya bukan hanya simbol representasi perempuan, tetapi juga manifestasi dari semangat Qur’ani yang menempatkan ilmu, moralitas, dan keadilan sebagai fondasi perubahan.
Dengan semangat baru itu, HMPS IAT diharapkan menjadi motor penggerak bagi lahirnya generasi tafsir yang intelektual, moderat, dan progresif — sejalan dengan visi STAIN Mandailing Natal sebagai kampus yang melahirkan cendekiawan Islam berkarakter, berilmu, dan berintegritas. (MMP)

0Komentar