GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
Literasi Ceria Mahasiswa KKN STAIN Madina Ajak Anak-anak Cinta Membaca

Literasi Ceria Mahasiswa KKN STAIN Madina Ajak Anak-anak Cinta Membaca

×

IKN-Mandailing Natal – Upaya untuk membangun budaya membaca dan meningkatkan kemampuan literasi anak-anak di wilayah pedesaan terus dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal. Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah kegiatan literasi bersama anak-anak yang berlangsung di Perpustakaan Balai Desa Tambiski, Kecamatan Naga Juang, pada ahad (27/07/25), dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.

Kelompok 8 KKN STAIN Madina menyasar anak-anak kelas 3 hingga 6 Sekolah Dasar di desa tersebut. Para mahasiswa menggelar kegiatan edukasi membaca dan pemahaman gambar sebagai bagian dari misi pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dasar. Perpustakaan desa yang sebelumnya jarang difungsikan secara optimal, pada hari itu berubah menjadi ruang belajar yang hidup dan menyenangkan.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak-anak dalam memahami isi cerita yang mereka baca. Kegiatan ini tidak hanya sebatas membaca teks, tetapi juga diarahkan untuk mengasah imajinasi anak melalui pemahaman gambar, diskusi cerita, dan kegiatan tanya jawab interaktif.

“Kami ingin menghadirkan suasana membaca yang menyenangkan dan akrab. Anak-anak tidak hanya membaca buku, tetapi juga belajar mengungkapkan kembali cerita sesuai dengan pemahaman mereka. Ini penting untuk mengembangkan literasi dan kepercayaan diri mereka”, ungkap Abdullah Garang, ketua kelompok 8 KKN Desa Tambiski STAIN Mandailing Natal yang menjadi koordinator kegiatan.

Dhita Mutiara, anggota kelompok KKN, menambahkan, “Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, tetapi juga membangun karakter mereka. Melalui interaksi positif saat membaca, kami berharap anak-anak dapat belajar nilai-nilai seperti kerja sama, empati, dan rasa ingin tahu. Kami percaya bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang membentuk individu yang kritis dan peka terhadap lingkungan.”

Kegiatan dimulai dengan pengenalan buku-buku cerita bergambar yang telah disiapkan oleh mahasiswa. Anak-anak diajak memilih buku yang mereka sukai, kemudian membacanya bersama pendamping. Mahasiswa membimbing anak-anak secara berkelompok, mendampingi mereka membaca dengan suara nyaring, serta memberikan pemahaman tentang kata-kata dan gambar yang ada di dalam buku.

Setelah membaca, anak-anak diminta untuk menceritakan kembali isi cerita dalam bahasa mereka sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengukur pemahaman dan mengasah keterampilan komunikasi lisan anak. Untuk menciptakan suasana yang lebih seru, mahasiswa juga mengadakan kuis singkat seputar isi cerita dengan hadiah kecil seperti alat tulis dan makanan ringan. Metode belajar sambil bermain ini terbukti sangat efektif, dengan anak-anak mengikuti kegiatan dengan penuh semangat, bahkan beberapa dari mereka meminta untuk membaca lebih dari satu buku.

Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota kelompok KKN STAIN Madina yang bertugas di Desa Tambiski. Selain mahasiswa, anak-anak dan perangkat desa juga turut hadir untuk menyaksikan kegiatan. Kehadiran orang tua menjadi nilai tambah karena menunjukkan adanya dukungan dari lingkungan keluarga terhadap pendidikan anak.

Kepala Desa Tambiski yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan mahasiswa. “Ini sangat luar biasa. Mahasiswa KKN tidak hanya hadir secara formal, tetapi benar-benar membawa dampak bagi masyarakat. Anak-anak sangat senang, dan kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan oleh kader desa ke depannya,” ujarnya.

Literasi adalah fondasi penting dalam pendidikan. Di era modern saat ini, kemampuan literasi tidak hanya terbatas pada membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan untuk memahami informasi, berpikir kritis, serta menafsirkan berbagai bentuk simbol dan media. Sayangnya, di beberapa daerah pedesaan, akses terhadap buku dan kegiatan literasi masih sangat terbatas.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN ingin menyampaikan pesan bahwa budaya literasi dapat dibangun mulai dari hal-hal kecil, seperti membaca bersama di perpustakaan desa. Selain memperkenalkan buku kepada anak-anak, kegiatan ini juga membuka ruang interaksi yang sehat antara mahasiswa, anak-anak, dan masyarakat.

Kegiatan literasi ini memberikan dampak positif langsung kepada anak-anak. Beberapa anak yang awalnya malu membaca di depan umum mulai berani berbicara dan menyampaikan pendapat. Anak-anak juga mulai memahami bahwa membaca bukanlah kewajiban sekolah semata, tetapi bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Bagi mahasiswa KKN, kegiatan ini menjadi ajang implementasi ilmu di lapangan, sekaligus pengalaman berharga dalam mengajar anak-anak secara langsung. Mahasiswa belajar mengelola kelas kecil, berinteraksi dengan karakter anak yang beragam, dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia mereka.

Mahasiswa KKN berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi pemicu lahirnya gerakan literasi lokal di Desa Tambiski. Setelah KKN selesai, perpustakaan desa diharapkan tetap aktif digunakan oleh anak-anak dengan dukungan dari orang tua maupun perangkat desa. Para mahasiswa juga mendorong pihak sekolah dasar setempat untuk menjalin kerja sama dengan perpustakaan desa guna memperkuat kegiatan membaca anak-anak.

Dengan semangat pengabdian dan keikhlasan berbagi ilmu, mahasiswa KKN STAIN Madina menunjukkan bahwa literasi bukan sekadar program, tetapi investasi masa depan generasi bangsa. Melalui inisiatif yang berkelanjutan, diharapkan Desa Tambiski dapat menjadi contoh dalam pengembangan budaya literasi di daerah pedesaan lainnya. (MMP)

0Komentar