GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
May Day: Refleksi Perjuangan dan Harapan

May Day: Refleksi Perjuangan dan Harapan

×

Opini

Oleh : Samsul Ma'arif 

Ketua Bidang Pembinaan Penelitian Pengembangan Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Institut Agama Islam Persatuan Islam Garut, Jawa Barat


Hari perayaan buruh ini mengajak kita untuk merenungkan perjuangan para pekerja yang selama ini harus berjuang demi hak-hak mereka. Di Garut, kisah pahit PT. Danbi Internasional menjadi cermin akan berbagai tantangan sistemik yang mengancam tidak hanya kehidupan pekerja, namun juga masa depan anak-anak mereka.

Berdasarkan teori Hierarki Kebutuhan Maslow (aliran psikologi humanistik) pemenuhan kebutuhan dasar (seperti makanan, tempat tinggal dan rasa aman) adalah fondasi bagi seseorang untuk dapat melangkah ke tingkat selanjutnya yaitu kebutuhan sosial, penghargaan dan akhirnya aktualisasi diri. 

Namun, kondisi yang dialami oleh ribuan pekerja di Garut menunjukkan realitas yang sangat jauh dari ideal tersebut. Penutupan pabrik dan keterlambatan pembayaran gaji mengikis jaminan kebutuhan fisik dan keamanan, sehingga sisa potensi untuk bermimpi dan berkembang malah tertahan.

Krisis ekonomi yang melanda para pekerja bukan hanya berdampak pada aspek pemenuhan kebutuhan dasar tetapi juga merembet hingga ke kehidupan keluarga. Anak-anak dari keluarga buruh terpaksa menghadapi keterbatasan dalam akses pendidikan yang berarti sebagai fondasi untuk mencapai aktualisasi diri di masa depan. Ketika orang tua berada pada tingkat kebutuhan fisiologis dan keamanan, minimnya dukungan tidak jarang membuat anak-anak kehilangan peluang untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat pendidikan merupakan kunci untuk melepaskan diri dari siklus keterbatasan dan membuka jalan bagi inovasi serta kreativitas generasi penerus.

May Day mengingatkan kita bahwa perjuangan buruh adalah perjuangan untuk keadilan dasar. Dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis dan keamanan, harapan akan standar hidup yang lebih baik dan ruang untuk mewujudkan potensi sepenuhnya akan terbuka lebar. Peran pemerintah dan solidaritas masyarakat sangat krusial dalam memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat terutama kelompok rentan seperti keluarga buruh mendapatkan dukungan yang diperlukan. Inisiatif seperti program beasiswa, pelatihan keterampilan, dan dukungan psikososial merupakan contoh konkret yang dapat membantu anak-anak buruh untuk tidak terjebak dalam keterbatasan generasional.

Melalui lensa Hierarki Kebutuhan Maslow, kita belajar bahwa tanpa pemenuhan kebutuhan dasar, tantangan untuk mencapai aktualisasi diri akan semakin berat. Rentetan kejadian penutupan PT. Danbi Internasional menggambarkan betapa rentannya kehidupan jika aspek-aspek fundamental tidak dijamin. Peningkatan perlindungan bagi tenaga kerja dan dukungan terhadap pendidikan anak-anak bisa menjadi jalan keluar agar mimpi dan potensi sejati setiap individu dapat tersalurkan dan berkembang.

Dalam konteks perjuangan di Garut, mari kita renungkan kembali arti kemanusiaan dan keadilan. Mendorong kebijakan yang berkelanjutan dan inklusif tidak hanya akan mengembalikan stabilitas ekonomi, tetapi juga membuka pintu bagi anak-anak untuk mengaktualisasikan potensi mereka demi masa depan yang lebih gemilang.

0Komentar