IKN-Lombok Tengah – (02/05/25) Duel berdarah yang sempat terjadi di depan Puskesmas Sengkol beberapa bulan kemarin berujung penahanan setelah kedua pihak yakni inisial LAD dan Aipda LS berstatus tersangka.
Penahanan keduanya di benarkan oleh salah seorang pengacara Aipda LS yakni Lalu Radiyan S.H dan pernyataan pihak Polres yang disampaikan kepada media.
“Ya benar keduanya telah di tahan kemarin, LAD ditahan di Mapolres Lombok Tengah sedangkan Aipda LS di tahan di Mapolda Nusa Tenggara Barat”, ungkap Lalu Radiyan (LR).
Peristiwa duel berdarah tersebut menuai kontroversi dikalangan masyarakat, menurut pengacara tersebut Aipda LS paling di rugikan dengan adanya kejadian tersebut sebab menurutnya Aipda LS merupakan korban perencanaan dan tindakannya murni merupakan pembelaan diri semata dengan mengacu pada pernyataan LAD di media yang beredar selama ini.
“Aipda LS merupakan korban dan itu sudah di rencanakan, sudah dijelaskan dalam pernyataan LAD di beberapa media yang sudah beredar dan tindakan Aipda LS sudah memenuhi unsur pembelaan diri”, ungkap LR.
LR menambahkan bahwa menurut keterangan LAD dibanyak media yang beredar bahwa LAD mengatur pertemuan dengan berpura - pura sebagai istrinya, membawa senjata tajam dan tanpa basa basi langsung menyerang Aipda LS dengan sebilah parang yang di arahkan ke kepala Aipda LS dan setelah itu kemudian Aipda LS melakukan pembelaan diri.
“Yang merencanakan dan mengatur pertemuan kan dia, yang membawa senjata tajam dia, dan yang langsung menyerang tanpa basa basi kan dia, jadi itu tidak perlu di pertanyakan lagi sebab dia sendiri sudah mengakuinya dalam keterangannya di beberapa media, silahkan di cek di media. Dan sekali lagi tindakan perlawanan Aipda LS murni sebagai bentuk pembelaan diri”, tambahnya.
Dalam pernyataan LAD lainnya juga menyebutkan bahwa istrinya berani bersumpah tidak ada hubungan asmara sedikitpun dengan Aipda LS dan katanya dia percaya namun ia tetap marah dan sakit hati sehingga menemui Aipda LS.
“Kan katanya istrinya sudah berani bersumpah bahwa tidak ada hubungan asmara sedikitpun dengan Aipda LS dan katanya LAD percaya namun salahnya dia tetap marah sehingga melakukan tindakan kekerasan tersebut terhadap Aipda LS”, tutup LR.
Dalam perkelahian tersebut, LS yang sudah dalam kondisi bercucuran darah dikepala berusaha dengan keguncangan jiwa yang melampaui batas Aipda LS berusaha menghindari serangan bertubi-tubi dari LAD hingga berhasil menjatuhkan LAD dan merebut parang milik LAD.
Menurut keterangan Aipda LS bahwa di waktu kejadian tersebut LAD sempat berteriak memanggil seseorang yang menurutnya ada di luar pagar lokasi kejadian untuk masuk turut serta dalam insiden kekerasan tersebut namun tidak ada yang masuk. Setelah LAD di pastikan tidak akan bisa melakukan perlawanan lagi kemudian Aipda LS yang dalam kondisi kepalanya masih terbalut perban menaiki mobil guna mengejar orang yang Aipda LS duga merupakan rekan LAD.
Ketika di tengah pengejaran Aipda LS merasa pusing akibat dari terlalu banyak darahnya yang keluar kemudian dengan memaksakan diri Aipda LS berjalan menuju rumah mantan Kades Ketara Lalu Buntaran yang kemudian membawanya ke RS Mandalika guna menjalani perawatan.
Akibat insiden tersebut, kedua pihak mengalami luka parah. LAD mengalami luka sobek di kepala serta tangan kanan. sedangkan Aipda LS mengalami luka sobek di kepala, pundak kanan, jari tangan dan psikis serta gangguan pendengaran yang sangat serius akibat dari kerasnya hantaman parang yang di arahkan ke kepalanya sehingga sampai saat ini Aipda LS masih menjalani kontrol Kesehatan di RSJ Mataram.
Hingga saat ini, motif di balik perkelahian tersebut masih dalam penyelidikan. LAD menduga bahwa istrinya memiliki hubungan asmara dengan Aipda LS, yang memicu kemarahannya dan tindakan penyerangan.
Di sisi lain, menurut versi Aipda LS ia menduga bahwa ia di jebak LAD dengan melaporkan akan ada transaksi narkoba pukul 05.00 pagi sehingga harus datang ke sana dan ia juga menduga itu di lakukan karena adanya unsur dendam lama di sebabkan LAD mengira Aipda LS yang menembak kakinya sewaktu terjadi penangkapan dalam kasus kejahatan yang di lakukan LAD sebelumnya.
Peristiwa ini masih menjadi perbincangan di masyarakat yang terus mempertanyakan kebenaran motif di balik insiden duel berdarah tersebut.
Berbagai Pihak berharap agar pihak kepolisian menangani kasus tersebut secara profesional dan transparan guna mengungkap motif sebenarnya dari insiden tersebut. (Tim)
0Komentar