IKN-Taichung, Taiwan – Konferensi Internasional tentang Ekosistem dan Industrialisasi Halal (ICoHEI) 2025 telah diselenggarakan pada tanggal 09 Mei 2025 di Kota Taichung, Taiwan. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Taiwan Halal Integrity Development Association (THIDA) dan Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia, dengan dukungan dari berbagai mitra strategis.
Mengusung tema “Menjawab Tantangan Abad ke-21 di Asia”, konferensi ini bertujuan memperkuat kolaborasi regional dan internasional dalam mengembangkan industri halal yang berkelanjutan, inovatif, dan responsif terhadap perkembangan zaman. Bertempat di International Conference Hall, College of Agriculture and Natural Resources, National Chung Hsing University (NCHU), konferensi ini dipimpin oleh Andi Syahrullah Sulaimana (Koordinator Urusan Internasional, THIDA) dan Dr. Tengku Maaidah Tengku A. Razak (Koordinator Malaysian Academy of SME & Entrepreneurship Development, UiTM).
ICoHEI 2025 menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan yang membahas isu-isu strategis dalam pengembangan ekosistem halal. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi pemanfaatan teknologi terkini seperti blockchain dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses sertifikasi halal dan manajemen rantai pasok, transformasi digital industri halal, harmonisasi regulasi lintas negara, serta peningkatan perdagangan halal global yang berbasis etika dan keberlanjutan. Konferensi ini juga menekankan pentingnya peran riset dan inovasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi halal yang inklusif dan berbasis prinsip-prinsip syariah.
Salah satu momen penting dalam konferensi ini adalah pidato kunci dari Hj. Salahuding Ma (Wakil Presiden THIDA), yang tidak hanya menyoroti komitmen Taiwan terhadap pengembangan ilmu halal dan kepeduliannya terhadap komunitas muslim, khususnya pekerja dan pelajar asal Indonesia, tetapi juga menyampaikan gagasan pembentukan “Pasar Bersama Muslim” (Muslim Common Market). Ia mengusulkan penggunaan sistem pembayaran Islam seperti dinar emas sebagai solusi alternatif dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi global dan konflik perdagangan internasional, khususnya perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Menurutnya, sistem ini dapat menghadirkan kestabilan, keadilan dan kemandirian ekonomi umat Islam melalui penguatan kerja sama multilateral dan penerapan prinsip keuangan syariah yang bebas dari spekulasi dan ketidakpastian.
Selain itu, konferensi ini juga diisi oleh berbagai tokoh terkemuka seperti Mustafa Kamil Ayub (Ketua INSKEN Malaysia), Prof. Shang-Ho Yang (Direktur Halal Science Center NCHU), Prof. Dr. Hamzah Bin Mohd Salleh, Prof. Hsiao-Wei Wen, serta sejumlah akademisi dan pakar dari ASEAN dan Asia Timur lainnya. Mereka menyampaikan pandangan dari berbagai disiplin ilmu mengenai pengembangan industri halal, peran UKM, integrasi teknologi, serta pentingnya sinergi antara akademik, industri, dan kebijakan publik. Kegiatan ini juga melibatkan institusi mitra seperti Politeknik Sultan Idris Shah Malaysia, Taiwan Global Halal E-Commerce Inc., dan Formmit Taiwan (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan).
Konferensi ICoHEI 2025 ditutup dengan semangat kolaboratif untuk memperkuat jaringan riset halal internasional, mempercepat adopsi inovasi halal, serta membangun sistem ekonomi dan perdagangan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, keberlanjutan, dan inklusivitas. Foto bersama seluruh peserta menjadi simbol komitmen kolektif untuk mewujudkan ekosistem halal Asia yang tangguh dan berdaya saing di panggung global. (MG)
0Komentar