IKN-Kaohsiung, Taiwan - Nur Pandu Pertiwi, atau yang akrab disapa Tiwi, adalah seorang mahasiswa Teknik Sipil di Cheng Shiu University, Taiwan. Ia membuktikan bahwa ketekunan, doa, dan dukungan keluarga dapat membuka jalan menuju pendidikan tinggi di luar negeri. Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, Tiwi memulai perjalanan pendidikannya di Politeknik Negeri Tanah Laut dengan jurusan Teknologi Industri Pertanian. Kesempatan emas datang pada tahun 2022, ketika ia terpilih sebagai penerima Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk mengikuti program pertukaran pelajar di National Pingtung University of Science and Technology, Taiwan.
Pengalaman pertamanya di luar negeri menjadi titik balik dalam hidupnya. Meski menghadapi materi yang benar-benar baru, Tiwi mendapatkan dukungan luar biasa dari dosen dan lingkungan pendidikan yang suportif di Taiwan. Setelah menyelesaikan program Diploma di Indonesia, ia sempat ragu untuk melanjutkan studi S1 di luar negeri karena ingin tetap dekat dengan keluarga. Namun, dukungan penuh dari orang tua akhirnya meyakinkan Tiwi untuk kembali melangkah.
Dengan tekad yang kuat, Tiwi berhasil mendapatkan beasiswa International Industrial Talents Education Special (INTENSE) Program di Cheng Shiu University. Program ini mengharuskannya menjalani satu tahun kuliah dan satu tahun magang di perusahaan di Kaohsiung. Meski berasal dari latar belakang pendidikan pertanian, Tiwi tidak gentar mempelajari Teknik Sipil, bidang yang sepenuhnya baru baginya. Berkat kerja keras dan dukungan dari teman-teman sekelas serta dosen, ia mampu mengikuti perkuliahan dan praktikum dengan baik.
Tiwi juga merasa terbantu dengan teknologi pembelajaran modern di Taiwan, serta fasilitas asrama kampus yang nyaman dan mendukung. Selain itu, ia selalu mengingat pesan salah satu dosennya bahwa kunci utama untuk meraih mimpi kuliah di luar negeri adalah kemauan. "Tanpa kemauan, tidak akan ada yang terjadi," ujar Tiwi.
Kini, Tiwi menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa Indonesia lainnya, membuktikan bahwa dengan usaha, doa, dan keberanian keluar dari zona nyaman, mimpi besar bisa menjadi kenyataan. Ia berkomitmen untuk menyelesaikan studinya di Taiwan dan membawa dampak positif bagi dirinya, keluarganya, dan Indonesia. (Muhammad Ghalih)
0Komentar