IKN-Kab Bogor – Sangat miris sekali sekolah tempat menimba ilmu oleh para murid dicederai oleh oknum staf TU dengan mengendarai motor yang knalpotnya blong hingga masuk ke area parkir sekolah.
Namun oknum staf TU itu bukan hanya mengendarai motor yang menggunakan knalpot blong saja motor Vario metik tersebut juga tidak menggunakan Nopol bagian belakang.
Staf TU bagian dari pendidik disekolah tersebut seharusnya memberikan contoh yang baik kepada para murid, ini malah memberikan contoh yang tidak baik.
Pantas saja ada sebagian murid yang membangkang bahkan juga ada yang lebih frontal sampai tawuran, karena ada dugaan bagian dari pendidik yaitu staf TU telah memberikan contoh yang tidak baik terhadap para murid.
Pada hal sekolah tempat menimba ilmu para murid, malah seorang oknum staf TU dengan menggunakan motor menggunakan knalpot blong dan tidak memakai plat nomor belakang. Apakah dia kira sekolah itu tempat ajang balapan liar atau geng motor sehingga yang bersangkutan tidak mengindahkan aturan.
Di perkampungan dan gang saja sudah banyak biner bertuliskan "motor yang menggunakan knalpot blong dilarang masuk" bahkan motor seperti yang digunakan oleh oknum staf TU itu juga dirazia oleh polantas bahkan di tilang.
Berawal dari dua awak media menunggu di pos satpam untuk bertemu kepala sekolah SMP Negeri 2 Kemang Kabupaten Bogor yaitu Ismail. Tiba-tiba masuk sebuah motor Vario metik pukul 8.16 pagi dengan knalpot blong dan tidak menggunakan plat nopol belakang yang dikendarai oleh oknum staf TU yaitu Awang.
Ketika hal ini dikonfirmasikan ke pada yang bersangkutan, Awang menjelaskan motor saya sedang rusak jadi saya pakai motor itu (5-8-2025). Namun satpam sekolah menjelaskan kepada IKN kalau Awang setiap hari memang menggunakan motor tersebut.
Ketika IKN menghubungi kabid SMP disdik Kabupaten Bogor minta tanggapan mengenai hal tersebut via whatsapp hingga berita ini dinaikan Maman belum meresponnya.
Hampir satu jam awak media menunggu kepala sekolah di pos satpam, akhirnya satpam menyuruh masuk dan disuruh menungggu di aula kantor. Namun yang datang bukan Ismail tapi Iman selaku Humas disekolah tersebut, jelasnya bapak akan ke kantor Desa. Namun ketika akan diminta Nomor HP nya Iman beralasan "sekarang saya bukan humas lagi" tapi mengapa menemui awak media kalau bukan humas.
Pada hal satpam sudah menyampaikan ke Ismail kalau awak media mau bertemu sehingga awak media disuruh masuk. Namun Ismail kumat lagi penyakitnya seperti dia menjabat kepala sekolah di SMP 4 Gunung putri begitu juga tabiatnya, selalu menghindar dengan awak media alias tidak mau menemui.
Ada dugaan Ismail selaku kepala sekolah telah melakukan pelanggaran sehingga ketika akan ditemui oleh awak media selalu menghindar. (Red)
Download Memo App:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.abhi.newmemo
0Komentar