GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
Kolaborasi Inovatif Mahasiswa KKN dan BPP Kalibawang Produksi Pupuk Organik Berbasis IMO

Kolaborasi Inovatif Mahasiswa KKN dan BPP Kalibawang Produksi Pupuk Organik Berbasis IMO

×


IKN-Yogyakarta – Dalam upaya menjaga ketahanan pangan masyarakat Dusun Semaken Tiga, Banjararum, Kalibawang, Daerah Istimewa Yogyakarta, mahasiswa KKN Nusantara Kelompok 6 telah menjalin kolaborasi inovatif dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalibawang. Kegiatan ini mencakup sosialisasi dan bimbingan teknis (bimtek) mengenai pembuatan pupuk organik ramah lingkungan yang memanfaatkan Indigenous Microorganism (IMO). Kegiatan tersebut dipandu langsung oleh Koordinator BPP Kalibawang, Bapak Suryono, S.TP, pada hari Jumat (08/08/25), di halaman rumah Kepala Dusun Semaken Tiga. Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Ketahanan pangan merupakan isu yang semakin mendesak di Indonesia. Menurut Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi (SKPG), yang disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 16 Tahun 2022, terdapat penilaian bulanan yang mencakup aspek ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan. Hasil rilis SKPG Juni 2025 menunjukkan bahwa satu provinsi (2,63%) berada dalam kategori "rentan," yaitu Provinsi Sulawesi Barat, sementara 17 provinsi (44,74%) dalam kategori aman dan 20 provinsi (52,63%) dalam kategori waspada.

Dengan pertumbuhan populasi yang diperkirakan mencapai 300 juta jiwa pada tahun 2035, tantangan untuk menyediakan pangan yang cukup dan berkualitas semakin mendesak. Dalam konteks ini, penggunaan pupuk organik, khususnya yang berbasis IMO, menawarkan solusi berkelanjutan yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta memperbaiki kesuburan tanah.

Apa itu Indigenous Microorganism (IMO) ? 

Indigenous Microorganism (IMO) adalah kelompok mikroba yang secara alami ada di suatu tempat. Microorganisme ini digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dalam budidaya tanaman dan mengendalikan penyakit tanaman, sehingga sering dijadikan bahan campuran dalam pembuatan pupuk.

Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Berbasis IMO:

  1. Meningkatkan kesuburan tanah, karena kandungan bahan organik dalam tanah, meningkatkan kadar unsur hara hingga 25%, serta memperbaiki struktur tanah dan kapasitas retensi air.
  2. Mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia agar mengurangi biaya produksi dan ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya terus meningkat, menjadikannya alternatif yang relevan.
  3. Mendukung keanekaragaman hayati dengan mendukung keseimbangan mikroorganisme dalam tanah, serta organisme lain yang berperan dalam pertanian.
  4. Meningkatkan kualitas hasil pertanian yang diolah dengan pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan kualitas produk pertanian.

Dalam sesi bimbingan teknis, peserta diajarkan langkah-langkah pembuatan IMO yang meliputi:

  • Pengumpulan bahan dengan menggunakan bahan alami seperti dedak, gula merah, dan air.
  • Pencampuran bahan dengan mengaduk 1 kg dedak dengan 100 gram gula merah yang dilarutkan dalam 1 liter air.
  • Proses fermentasi dengan menyimpan campuran dalam wadah kedap udara selama 5-7 hari di tempat teduh.
  • Penggunaan IMO, setelah fermentasi, IMO dicampurkan dengan air dalam perbandingan 1:10 untuk diaplikasikan pada lahan pertanian.

Diharapkan, penggunaan IMO sebagai pupuk organik dapat memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat Dusun Semaken Tiga, antara lain:

  1. Meningkatkan hasil pertanian dengan penerapan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian dan membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
  2. Mendorong praktik pertanian berkelanjutan dengan penggunaan IMO dapat memotivasi petani untuk beralih ke praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
  3. Meningkatkan jesejahteraan masyarakat, dengan peningkatan hasil pertanian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.

“Inisiatif yang diambil oleh mahasiswa KKN dan BPP Kalibawang ini sangat berarti bagi masyarakat kami. Kami berterima kasih atas pengetahuan dan keterampilan yang diberikan. Dengan adanya pupuk organik ini, kami berharap hasil pertanian kami meningkat dan dapat memberikan kesejahteraan bagi keluarga-keluarga di dusun ini", ucap Kepala Dusun Semalem Tiga, Wasito. 

Mahasiswa KKN Nusantara Kelompok 6 dari Universitas Annuqayah, Ahmad Hafidhi, menyampaikan bahwa ia sangat bangga dapat berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan di Dusun Semaken Tiga. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi petani lokal. Sementara itu, Mahasiswa KKN Nusantara Kelompok 6 dari STAIN Mandailing Natal, Mhd Muslimin, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar tetapi juga memberikan dampak positif dalam upaya menjaga ketahanan pangan masyarakat yang berkelanjutan.

Sebagai penutup kegiatan, mahasiswa KKN Kelompok 6 membagikan 60 polibag bibit cabai kepada masyarakat setempat. Pembagian ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar dapat mempraktikkan teknik pertanian yang telah dipelajari, serta meningkatkan produksi sayuran di lahan mereka, yang diharapkan dapat memberikan tambahan sumber pangan dan pendapatan bagi keluarga di Dusun Semaken Tiga.

BPP Kalibawang menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen untuk terus mendukung pelaksanaan program pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut. Koordinator BPP Kalibawang, Suryono, S.TP., menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan nasional. “Kami yakin bahwa dengan kolaborasi ini, kita dapat menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan”, ujarnya.

Dengan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis ini, diharapkan masyarakat Dusun Semaken Tiga dapat lebih mandiri dalam memproduksi pupuk organik dan meningkatkan hasil pertanian mereka. Program ini juga diharapkan mampu membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan serta menerapkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Melihat keberhasilan kegiatan ini, para penggagas berencana untuk melanjutkan program pelatihan serupa di masa mendatang, termasuk pengembangan teknik pembuatan IMO dan eksplorasi metode pertanian berkelanjutan lainnya yang dapat diterapkan di wilayah tersebut.

Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis pembuatan pupuk organik menggunakan Indigenous Microorganism (IMO) di Dusun Semaken Tiga merupakan langkah awal penting dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat. Dengan kolaborasi antara mahasiswa, BPP Kalibawang, dan masyarakat, diharapkan tercipta pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak. (MMP)

0Komentar