Opini
Kabupaten Nunukan sebuah wilayah yang terletak di ujung utara Kalimantan Utara, berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Namun hingga hari ini, wilayah perbatasan tersebut masih menghadapi ironi yang berlarut-larut: kaya potensi, miskin perhatian.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Nunukan memandang bahwa perbatasan bukan sekadar batas fisik, tetapi titik strategis nasional yang harus dikelola dengan visi besar. Nunukan bisa menjadi gerbang kejayaan Indonesia di utara, jika pemerintah dan seluruh elemen bangsa hadir secara utuh.
Potensi yang Belum Diangkat
Nunukan adalah salah satu pintu masuk penting bagi hubungan dagang dan pergerakan manusia antara Indonesia dan Malaysia. Potensinya sangat besar, baik dari sisi ekonomi lintas batas, pengembangan industri lokal, maupun keberagaman budaya khas perbatasan.
Namun hari ini, potensi itu belum dikelola maksimal. Akses jalan masih terbatas, konektivitas antarwilayah tidak merata, dan perhatian pemerintah pusat sering kali bersifat simbolik. Padahal, kawasan ini sangat strategis dalam menjaga kedaulatan dan martabat bangsa.
Titik Rawan: Dari Narkoba hingga Nasionalisme yang Pudar
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa Nunukan telah menjadi salah satu titik rawan di Indonesia. Beberapa persoalan serius yang menjadi perhatian kami antara lain:
Maraknya penyelundupan barang, TKI ilegal, bahkan narkotika lintas batas.
Lemahnya perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di Malaysia.
Minimnya pendidikan kebangsaan dan ideologisasi Pancasila di kalangan pemuda perbatasan.
Kesenjangan sosial dan ekonomi yang berisiko menciptakan ketegangan lokal.
Jika hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin wilayah ini akan menjadi “zona abu-abu” yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali negara.
Perlu Paradigma Baru: Jadikan Nunukan Beranda Negara
HMI mendorong agar pemerintah pusat dan daerah memandang ulang peran strategis Nunukan. Kita harus menjadikan perbatasan sebagai beranda negara, bukan halaman belakang yang dilupakan.
Ada beberapa langkah yang perlu segera diwujudkan:
1. Pembangunan infrastruktur menyeluruh: jalan, pelabuhan, internet, dan listrik harus merata.
2. Perlindungan TKI dan regulasi lintas batas yang berpihak pada rakyat.
3. Revitalisasi pendidikan kebangsaan, budaya lokal, dan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin.
4. Penguatan ekonomi rakyat, termasuk UMKM dan koperasi berbasis masyarakat lokal.
Penutup: Di Tapal Batas, Kita Menjaga Martabat
Nunukan bukan sekadar daerah pinggiran. Ia adalah wajah pertama Indonesia yang dilihat oleh negeri tetangga. Di sanalah nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan kedaulatan diuji setiap hari
Sebagai organisasi kader umat dan bangsa, HMI akan terus hadir menjadi garda intelektual dan moral dalam perjuangan membela rakyat perbatasan. Kita tidak boleh menyerahkan tapal batas ini pada ketidaksadaran dan ketidakpedulian. Sebab, di tapal batas itu pula martabat bangsa ditentukan.
“Membangun perbatasan adalah membangun wajah Indonesia di mata dunia.” Andi Baso Ketua Umum HMI Cabang Nunukan.
0Komentar