GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
Bersama Menembus Batas: Kisah Laila dan Candra, Mimpi yang Dirangkai di Negeri Orang

Bersama Menembus Batas: Kisah Laila dan Candra, Mimpi yang Dirangkai di Negeri Orang

×

IKN-Tainan, Taiwan – Mereka bertemu tanpa sengaja. Namun hari ini, mereka melangkah bersama untuk menaklukkan mimpi yang lebih besar, membangun masa depan melalui ilmu, riset, dan karya. Ini kisah Laila Oshiana Fitria Azizah dan Candra Kusuma Wardana.

Dari Pertemuan Tak Terduga ke Mimpi yang Sejalan

Tak ada yang tahu kapan takdir mempertemukan dua jiwa. Bagi Laila dan Candra, semuanya bermula saat keduanya mendaftar pekerjaan sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Surakarta, Jawa Tengah. Awalnya hanya teman biasa. Tapi sebuah kesamaan diam-diam menarik mereka semakin dekat, mimpi tentang pendidikan, pengembangan diri, dan kontribusi untuk negeri.

“Kami merasa, bukan kebetulan kami dipertemukan. Tuhan mengizinkan kami bertemu karena kami memang dipersiapkan untuk berjalan bersama”, kenang Laila, tersenyum.

Di tengah kesibukan mengemban amanah pekerjaan, percakapan tentang mimpi menjadi semakin intens. Perlahan, lahirlah keputusan besar merangkai perjalanan hidup dalam ikatan pernikahan dan membangun masa depan bersama.

Membangun Mimpi Melalui Tridharma dan Riset

Tak banyak pasangan muda yang berani memutuskan untuk fokus pada pengabdian di dunia pendidikan. Namun bagi Laila dan Candra, mengabdi melalui Tridharma Perguruan Tinggi, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat adalah komitmen seumur hidup.

“Kami sadar, pengembangan diri tidak bisa berhenti. Salah satunya adalah kemampuan menulis dan mempublikasikan penelitian di tingkat internasional”, ujar Candra.

Target mereka jelas, menerbitkan karya ilmiah di jurnal-jurnal bereputasi dunia, seperti yang terindeks di Scopus. Namun untuk mencapai itu, mereka tahu harus belajar dari lingkungan yang tepat dan pilihan mereka jatuh ke satu negara, yakni Taiwan.

Mengapa Taiwan? karena mimpi butuh ladang yang Subur

Bukan tanpa alasan Taiwan menjadi tujuan. Negeri ini dikenal dengan kekuatan risetnya, budaya kerja kerasnya, serta reputasi para profesor yang diakui di tingkat dunia.

“Taiwan menawarkan lebih dari sekadar gelar. Mereka punya ekosistem akademik yang mendorong riset, inovasi, dan kolaborasi internasional”, kata Laila penuh semangat.

Bagi mereka, Taiwan bukan sekadar tempat belajar. Ini adalah ladang subur untuk menanam mimpi dan menumbuhkannya menjadi kenyataan.

Dengan fasilitas penelitian yang modern, jaringan global yang luas dan budaya akademik yang mendukung, Laila dan Candra percaya bahwa perjalanan mereka di Taiwan akan menjadi bekal untuk berkontribusi lebih besar bagi bangsa.

Mimpi besar membutuhkan langkah kecil yang konsisten

Dalam setiap obrolan mereka, satu kalimat selalu terucap "kita bukan sekadar mengejar gelar, kita mengejar kontribusi”.

Laila dan Candra yakin, perjuangan mereka hari ini akan membuka jalan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Mereka ingin kelak menjadi akademisi yang tidak hanya berkarya untuk diri sendiri, tapi membawa perubahan nyata untuk masyarakat.

“Kami ingin menjadi bagian dari perubahan. Pendidikan dan riset adalah dua senjata utama kami untuk membangun masa depan yang lebih baik”, tegas Candra.

Pesan untuk generasi muda: jangan takut bermimpi

Ketika ditanya apa pesan mereka untuk generasi muda lainnya, Laila menjawab sederhana namun penuh makna:

“Jangan takut bermimpi besar. Tapi ingat, mimpi itu tidak berjalan sendiri. Ia butuh usaha, pengorbanan, dan doa yang tidak pernah putus”.

Dan Candra menambahkan,

“Yang paling penting, temukan orang yang mau berjalan bersama kamu, dalam suka maupun duka. Karena mimpi itu lebih indah kalau diperjuangkan bersama”.

Kini, Laila dan Candra sedang menapaki jalan itu di negeri yang jauh dari rumah, namun dekat di hati mereka sebagai ladang untuk mewujudkan semua yang telah lama mereka impikan.

Karena dalam setiap langkah kecil mereka, tersimpan keberanian besar untuk menembus batas. (MG)

0Komentar