Sosio Kultural
Oleh: Achmad Muliadi, Wartawan IKN
Dalam perayaan Idul Fitri, tentunya ada yang tidak pernah pisah dari perayaan ketupat lebaran. Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di pulau Jawa.
Ketupat atau kupat sangatlah identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja dimana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah ketupat ini hanya sekedar pelengkap harai raya saja ataukah ada sesuatu makna di dalamnya?
Sejarah Ketupat
Adalah Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa, yaitu membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat. Bakda kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Di Jawa hampir setiap rumah terlihat menganyan ketupat dari daun kelapa muda.
Setelah selesai dianyam, ketupak diisi beras kemudian direbus. Ketupat tersebut diantarkan kepada kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.
Arti Kata Ketupat
Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya, tetapi ketupat memiliki makna khusus, dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan, sedangkan ngaku papat artinya empat tindakan
Ngaku lepat
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun dan ini masih membudaya hingga kini. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khususnya orang tua.
Laku papat
Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran, yaitu lebaran, luberan, leburan dan laburan.
Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
Lebaran, bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
Luberan, bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk orang yang kurang mampu. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.
Leburan, maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Liburan, berasal dari atau kapur. Kapur adalah zat yg biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Nah, itulah arti kata ketupat yg sebenarnya.
Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.
Filosofi ketupat
1. Mencerminkan Beragam kesalahan manusia. Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.
2. Kesucian hati.
Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
3. Mencerminkan kesempurnaan.
Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dgn kemenangan umat islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dgn lauk yg bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yg bilang "kupa Santen". Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).
Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat
Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar, seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yg telah disampaikan para wali di Indonesia ini.
Kalau di Berau dengan 13 Kecamatan apa kira kira budaya hari 7 nya ya.......
0Komentar