GpGiTSWiBSCpBSA6BSriTfdoGd==
Light Dark
Sampulawa Sebagai Pangkalan Laut Kesultanan Buton dan Peran La Ode Pasombala

Sampulawa Sebagai Pangkalan Laut Kesultanan Buton dan Peran La Ode Pasombala

×

Potret Sejarah

Wisno D. Sampulawa 
Pengamat sejarah
Tinggal di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku

Mengutip pendapat Cicero Historis Magistra Vitae sejarah adalah guru kehidupan 

Dalam buku “Mengenang Sekilas Sejarah Sampolawa Buton (2018), yang di tulis oleh Muhammad Amin Idrus Akbar, menjelaskan sepak terjang perjuangan La Ode Pasombala

La Ode Pasombala adalah salah satu tokoh yang di percaya oleh Kesultanan Buton di masa perang untuk menghalau amukan pasukan tobelo yang datang menyerang Buton melalui jalur timur kemudian dihancurkan dilaut MATANA SANGIA atau biasa di sebut (Tanjung Pamali) oleh armada tempur Sampulawa

Pada saat itu Sampolawa sebagai wilayah sentral memainkan perannya

Dan bertanggung jawab dalam tugas mengawasi wilayah kemanan Buton hal itu mempertegas wilayah Sampolawa menjadi pusat pangkalan perang laut dan ini telah di beri kewenangan sejak masa pemerintahan Kesultanan Himayatuddin (Opota Yi Koo) pada tahun 1750.

Di wilayah Sampolawa terdapat 24 benteng pertahanan dan 48 pucuk meriam besar kecil yang dapat dikerahkan dalam setiap perang berlangsung. Perang yang bermula pada tahun 1824-1830, adalah tahun-tahun yang menentukan bagi Sampolawa, terkhusus bagi La Ode Pasombala untuk memainkan posisi taktik dalam strategi berperang.

Armada tempur Sampolawa yang dikenal dengan perahu "La Kabodu" (yang bundar) yang di lengkapi dengan persenjataan meriam untuk menghancurkan musuh yang selalu siap siaga menerobos di tengah-tengah armada tempur Tobelo, dan seketika akan memuntahkan meriam ke segala penjuru.

0Komentar